Cara Menghitung Hasil Pengukuran Mikrometer

Cara Menghitung Hasil Pengukuran Mikrometer

Cara Menghitung Hasil Pengukuran Mikrometer

Sobat kursus CNC, seperti kita ketahui bahwa pembacaan mikrometer dilakukan pada dua bagian yaitu di skala utama dan di skala nonius atau vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala nonius dapat dibaca di bagian thimble.

Pada contoh pengukuran diatas, cara menghitung hasil pengukuran mikrometer ini adalah:

Untuk skala utama dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka ‘5” di bagian atas, dan pada bagian bawah garis horisontal telah melewati 1 strip. 0,5 mm. Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0,5 = 5,5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0,5 mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0,5mm= 5,5 mm.

Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0,28 mm.

Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5,5 + 0,28 = 5,78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0,01 mm

Contoh Membaca Hasil Pengukuran

Contoh soal 1:

Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala normal sebagai berikut , berapa panjang dari benda yang diukur?

Jawaban :

Skala Utama = 4 mm

Skala Nonius = 0,30 mm

Maka, hasil pengukuran = Skala Utama + skala nonius = 4 + 0,30 = 4,30 mm

Contoh Soal 2

Berapa ketebalan kawat tembaga yang diukur dengan mikrometer sekrup berikut?

Jawaban

Skala utama = 1,5 mm

Skala nonius = 0,30 mm

Maka, hasil pengukuran = 1,5 + 0,30 = 1,80 mm

Anda bisa mengikuti kursus mengenai pengukuran di Kursus CNC. Dan berkesempatan untuk magang di perusahaan yang menjadi mitra dari Kursus CNC. Akses gratis ke seluruh kursus yang ada cukup dengan sekali daftar. Ikuti materinya secara runut dan terstruktur sehingga bisa melanjutkan ke kursus tingka selanjutnya.

Cara Menggunakan Mikrometer

Cara Menggunakan Mikrometer

Sobat kursus CNC, prinsip kerja mikrometer adalah menggunakan suatu sekrup untuk memperbesar jarak yang terlalu kecil diukur secara langsung menjadi putaran suatu sekrup lain yang lebih besar dan dapat dilihat skalanya.

Cara Menggunakan Mikrometer

  • Obyek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
  • Setelah itu, bagian thimble diputar hingga obyek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
  • Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan menggerakkan poros geser secara perlahan.
  • Setelah yakin bahwa obyek benar-benar terjepit diantara dua poros, hasil pengukuran dapat dibaca di skala utama dan skala nonius

Cara Membaca Mikrometer

Pembacaan mikrometer dilakukan pada dua bagian yaitu di skala utama dan di skala nonius atau vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala nonius dapat dibaca di bagian thimble.

Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer adalah:

Untuk skala utama dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka ‘5” di bagian atas, dan pada bagian bawah garis horisontal telah melewati 1 strip. 0,5 mm.

Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0,5 = 5,5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0,5 mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0,5mm= 5,5 mm.

Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0,28 mm.

Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5,5 + 0,28 = 5,78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0,01 mm.

Anda bisa mempelajari teknik pengukuran lebih jauh lagi dengan mengikuti kursus atau pelatihan online nya di Kursus CNC. Selain itu, Anda berkesempatan magang di perusahaan mitra dari Kursus CNC yang berlokasi di kawasan industri Jabodetabek, khususnya di daerah Bekasi. Itulah cara menggunakan mikrometer yang benar.

Apa Itu Mikrometer?

Apa Itu Mikrometer?

Apa Itu Mikrometer?

Mikrometer adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.

Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.

Bagian-bagian Mikrometer

Bagian-bagian mikrometer
  • Poros tetap (anvil) :Bagian poros yang tidak bergerak. Obyek yang ingin diukur ditempelkan di bagian ini dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit obyek tersebut.
  • Poros geser (spindle) : Poros bergerak berbentuk komponen slindris yang digerakkan oleh thimble
  • Pengunci (lock nut) : Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser
  • Sleeve  :  Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
  • Thimble : Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya
  • Ratchet  : Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser denga pergerakan lebih perlahan dibanding menggerakkan thimble
  • Rangka (frame)  : Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-kompoenen lain mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan mampu menjaga obyek pengukuran tidak bergerak, bergeser atau berubah bentuk 

Anda bisa mendalami cara kerja mikrometer dan atau memparktikannya dengan mengikuti salah satu kursus yang ada di Kursus CNC. Ikuti secara runut dan terstruktur setiap materi kursus yang ada. Karena Anda berksempatan ikut magang di perusahaan yang menjadi mitra atau rekanan dari Kursus CNC.

Itulah penjelasan sekilas mengenai Apa Itu Mikrometer yang perlu Anda ketahui. Jika ingin tahu lebih banyak atau lebih detail mengenai mikrometer, silakan mengikuti salah satu kursus dengan materi pengukuran di Kursus CNC. Anda juga bisa melanjutkan membaca mengenai cara kerja mikrometer di artikel berikutnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan Jangka Sorong

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan Jangka Sorong

Menggunakan Jangka Sorong

Sobat kursus CNC…

Sebagai seorang operator CNC, menggunakan jangka sorong adalah kompetensi dasar yang harus dikuasai.

Setiap operator harus mampu mengukur setiap benda kerja yang dihasilkan oleh mesin CNC. Karena kualitas setiap benda kerja merupakan tanggung jawab setiap operator Mesin CNC.

Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan jangka sorong. Baik ketika kita sedang melakukan pengukuran benda kerja, ketika sedang melakukan pembacaan maupun dalam penyimpanan dan perawatannya ketika kita sudah menggunakannya.

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan

Berikut adalah Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan Jangka Sorong , yaitu:

  • Membersihkan jangka sorong dan benda yang akan diukur, sebelum dilakukan pengukuran. Selain untuk kenyamanan ketika dilakukan proses pengukuran. Hal ini juga dilakukan agar kita bisa mendapatkan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
  • Pastikan skala nonius dapat bergeser dengan bebas sebelum jangka sorong digunakan. kita dapat menggeser geser skala nonius terlebih dahulu untuk memastikan kelancarannya
  • Himpitkan rahang tetap dan rahang gerak untuk memastikan kedua skala bertemu dengan tepat pada angka “0”.
  • Sewaktu mengukur usahakan benda yang diukur sedekat mungkin dengan skala utama. Pengukuran dengan ujung gigi pengukur menghasilkan pengukuran yang kurang akurat.
  • Posisikan jangka sorong tegak lurus terhadap benda yang diukur.
  • Usahakan ketika melakukan penekanan pengukuran jangan sampai terlalu kuat. Tekanan pengukuran yang terlalu kuat dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada jangka sorong. Kerusakan tersebut dapat terjadi pembengkokan pada rahang ukur maupun pada lidah pengukur kedalaman.
  • Jika sudah dirasa pas, kencangkan baut pengunci agar rahang tidak bergeser, tetapi jangan terlalu kencang karena akan merusak ulir dari baut pengunci.
  • Dalam membaca skala nonius upayakan dilakukan setelah jangka sorong dikeluarkan dengan hati-hati dari benda ukur.
  • Untuk mencegah kesalahan pembacaan, miringkan skala nonius hingga hampir sejajar dengan bidang pandangan. sehingga dapat memudahkan kita ketika melihat dan menentukan garis skala nonius yang segaris dengan skala utama.
  • Bersihkan jangka sorong dengan kain yang dibasahi oleh oli setelah dipakai untuk mencegah karat.

Itulah beberapa hal yangharus diperhatikan saat menggunakan jangka sorong.

Link video di atas https://www.youtube.com/embed/lSBu15MdQLA

Jangka Sorong Analog dan Jangka Sorong Digital

Jangka Sorong Analog dan Jangka Sorong Digital

Sobat kursus CNC, selain jangka sorong yang dibahas pada artikel sebelumnya yang merupakan jenis alat pengukuran konvensional pada umumnya atau biasa disebut jangka sorong manual (karena hasil pengukurannya harus dihitung sendiri secara manual).

Jenis Jangka Sorong

Selain jenis seperti di atas, terdapat dua jenis lainnya, yaitu jangka sorong analog dan digital.

Jangka sorong analog adalah jangka sorong yang penunjukan ukurannya ditunjukkan dengan bentukan analog dan punya tingkat ketelitian yang mencapai 0,05 mm atau setara dengan 0,005 cm.

Jangka sorong digital adalah jangka sorong yang sudah dilengkapi oleh digital. Tingkat ketelitian pada jangka sorong digital ini adalah 0.01 mm yang setara dengan 0,001 cm.

Cara membaca jangka sorong digital ini adalah sesuai dengan nominalyang sudah muncul di layar digital. Saat sebuah benda diukur menggunakan jangka sorong digital tersebut, maka secara otomatis ukuran jangka akan berjalan.

Jadi, saat benda diukur, hasil pengukurannya pun nominal yang bisa terlihat dengan otomatis.

Perbedaan Analog dan Digital

Yang membedakan antara keduanya adalah pada bagian cara membaca hasilnya saja. Karena pada pembacaan jangka sorong jenis analog ini ialah dengan cara melihat jarum yang terdapat pada ukuran analog di jangka sorong tersebut.

Kedua jenis ini tidak memerlukan perhitungan manual seperti jangka sorong manual. Karena hasil pembacaan pengukuran pada kedua alat tersebut langsung ditampilkan pada tampilan pembaca analog dan digital.

Akan tetapi, kedua jenis alat ini membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan dan perawatannya (jangan sampai terjatuh, nanti bisa rusak).

Itulah sekilas mengenai apa itu jangka sorong baik yang analog atau digital. Anda pun bisa mengikuti atau mempelajari lebih lanjut mengenai alat ukur ini di pelatihan online yang diadakan oleh Kursus CNC.

Dan Anda pun berkesempatan mengikuti program magang di perusahaan yang menjadi mitra atau rekanan dari Kursus CNC. Asalkan Anda mengikuti kursus nya secara runut dan terstruktur karena menjadi salah satu prasyarat untuk ikut program magang. Perusahaan mitra Kursus CNC tersebar di kawasan industri Jabodetabek, terutama di wilayah Bekasi yang menjadi sentra industri.

Alat Ukur Jangka Sorong

Alat Ukur Jangka Sorong

Alat Ukur Jangka Sorong

Sobat kursus CNC, salah satu alat ukur yang sering digunakan adalah jangka sorong atau disebut vernier caliper atau sigmat. Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun ‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.

Dalam sejarahnya, jangka sorong ini disinyalir secara prinsip sudah digunakan sejak jaman Yunani dan Romawi kuno, hanya saja bentuknya tidak seperti sekarang ini. Jangka sorong yang biasa kita gunakan saat ini ditemukan di kota Oranan, Perancis pada tahun 1600-an. Alat ukur ini dirancang dan dibuat oleh seorang ahli matematika dan sains bernama Pierre Vernier. Beliau adalah orang yang menciptakan skala yang diberi nama skala vernier atau lebih dikenal sebagai skala nonius.

Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri engineering (teknik), mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (engineer) dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.

Bagian-bagian Jangka Sorong

Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada badan alat ini (sama seperti skala baca/angka-angka di penggaris) yang dapat diatur berdasarkan letak “rahang” jangka sorong; terdapat dua pasang rahang, yakni sepasang rahang luar (atau rahang bawah) untuk mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang rahang dalam (atau rahang atas) untuk mengukur ‘diameter dalam’ (contohnya mengukur diameter dalam pada cincin). Kedua pasang rahang tersebut dapat digerakkan untuk pengukuran, jarak antar rahang untuk kedua pasang rahang tersebut dapat dibaca dengan cara yang sama. Selain itu pula, terdapat tangkai ukur kedalaman yang pergerakannya diatur dengan cara menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka sorong tersebut saling bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut pengukurannya dibaca/dihitung dengan cara yang sama.

Cara Menggunakan Jangka Sorong

Cara Menggunakan Jangka Sorong

Sobat kursus CNC, dalam menggunakan jangka sorong terdapat beberapa cara yaitu untuk mengukur diameter luar, mengukur diameter dalam, kedalaman lubang dan banyak lagi. Berikut ini beberapa cara menggunakan jangka sorong.

Ukuran Luar

  1. Gunakan bagian dalam dari mulut pengukur (seperti dalam gambar) untuk mencegah kesalahan pada bagian muka
  2. Gunakan rahang pisau, kesalahan terjadi bila menggunakan rahang yang tidak berbentuk pisau
  3. Mengukur tegak lurus kepada pusat (seperti pada gambar) dari poros-poros tersebut, akan mendapatkan hasil yang benar.

Ukuran Dalam

  1. Mengukur dengan bagian luar dari rahang pengukur ditambah tebal dari rahang itu sendiri

X = ukurannya

Y = bacaannya

Jadi ukurannya = y + (2 x 5) = y + 10 mm

  • Lubang yang lebih kecil dari 10 mm diukur dengan rahang silang
  • Untuk mengukur kedalaman, gunakanlah batang kedalaman dalam posisi tegak lurus

Ukuran Kedalaman

  1. Taruhlah benda yang mau diukur dengan posisi tegak berdiri.
  2. Selanjutnya putarlah jangka dengan (posisi tegak) lalu letakkan bagian ujung jangka sorong pada permukaan tabung (benda yang mau diukur bagian dalamnya).
  3. Geserlah rahang jangka kebawah sampai ujung batang jangka sorongnya menyentuh sampai pada dasar gelas tersebut. Setelah itu, catatlah hasil pengukurannya.

Cara Membaca Jangka Sorong

Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah) merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.

Membaca skala vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.

Anda bisa ikut pelatihan online yang ada di Kursus CNC untuk lebih detail lagi mengenai pekuruan jangka sorong. Juga berkesempatan ikut program magang di perusahaan mitra Kursus CNC.

Penggaris Atau Mistar sebagai Alat Ukur

Penggaris Atau Mistar sebagai Alat Ukur

Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus.

Sobat kursus CNC, seperti kita ketahui bahwa alat ukur panjang yang sering digunakan sebagai alat ukur adalah mistar/ penggaris.

Alat ukur panjang yang sering digunakan adalah mistar/ penggaris memiliki skala terkecil sebesar 1 mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm diperoleh dari setengan dari skala terkecil. 

Penggaris/ mistar digunakan untuk mengukur benda-benda berbidang datar serta berdimensi kecil saja semisal gambar ataupun ubin.

Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°).

Alat-alat ukur panjang yang dipakai untuk mengukur panjang suatu benda antara lain mistar, rollmeter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Mistar/penggaris berskala terkecil 1 mm mempunyai ketelitian 0,5 mm. 

Ketelitian pengukuran menggunakan mistar/penggaris adalah setengah nilai skala terkecilnya.

Penggaris/ mistar digunakan untuk mengukur benda-benda berbidang datar serta berdimensi kecil saja semisal gambar ataupun ubin.

Cara menggunakan penggaris :

  1. Tempelkan penggaris pada benda yang akan diukur panjangnya. Titik nol pada penggaris harus tepat dengan ujung awal dari panjang benda yang diukur.
  2. Nilai ukur benda ditunjukkan oleh garis pada skala penggaris atau mistar yang bertepatan dengan ujung akhir panjang benda.

Jika Anda ingin mempelajari alat ukur lebih dalam lagi, silaka ikuti kursus online di Kursus CNC. Anda pun berkesempatan untuk mengikuti program magang yang diselenggarakan oleh Kursus CNC dengan perusahaan mitranya yang tersebar di kawasan industri Jabodetabek.

Macam-macam Alat Ukur

Macam-macam Alat Ukur

Dalam kegiatan pengukuran kita pasti memerlukan alat ukur yang sesuai. Ketepatan hasil ukur salah satunya ditentukan oleh jenis alat yang digunakan.

Penggunaan suatu jenis alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: ketelitian hasil ukur yang diinginkan, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang akan diukur.

Alat-alat ukur yang biasa digunakan untuk pembuatan benda diantaranya adalah penggaris, jangka sorong, micrometer dan dial indicator

Penggaris Atau Mistar

Alat ukur panjang yang sering digunakan adalah mistar/ penggaris memiliki skala terkecil sebesar 1 mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm diperoleh dari setengan dari skala terkecil. Penggaris/ mistar digunakan untuk mengukur benda-benda berbidang datar serta berdimensi kecil saja semisal gambar ataupun ubin.

Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun ‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.

Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri engineering (teknik), mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan akhir produk.

Alat ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan perawatan khusus.

Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (engineer) dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.

Mikrometer

Mikrometer adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong.

Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.

Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.

Dial Indikator

Dial Indikator atau juga dikenal dengan Dial Gauge ialah alat ukur dengan skala pengukuran yang sangat kecil. Contohnya pada pengukuran pergerakan suatu komponen (backlash, end play) dan pengukuran kerataannya (round out).

Dial gauge ini merupakan tools yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya ia mesti dipasangkan pada suatu alat bantu yang disebut: Magnetic Base. Sebagai pemegang dial gauge dan berfungsi mengatur posisi dari dial gauge (tinggi-rendahnya, kemiringannya) pada tempat atau permukaan benda yang diukur.

Mengapa Harus Dilakukan Pengukuran?

Mengapa Harus Dilakukan Pengukuran?

Mengapa Harus Dilakukan Pengukuran?

Sobat kursus CNC, dalam pengerjaan teknik, baik dari perancangan, sketsa gambar, drafting hingga pembuatan benda, pengukuran ini adalah suatu hal yang sangat penting. Mengapa harus dilakukan pengukuran?

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur, pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.

Untuk kegiatan pembuatan benda, baik secara manual ataupun menggunakan mesin, pengukuran ini sangat penting untuk menentukan apakah pengerjaan yang dilakukan sesuai dengan gambar yang telah dirancang.

Alat-alat Ukur

Adapun alat-alat yang umumnya digunakan dalam pengukuran antara lain:

Penggaris

Alat ukur panjang yang sering digunakan adalah mistar/ penggaris memiliki skala terkecil sebesar 1 mm. Mistar memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm diperoleh dari setengan dari skala terkecil. Penggaris/ mistar digunakan untuk mengukur benda-benda berbidang datar serta berdimensi kecil saja semisal gambar ataupun ubin.

Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman, maupun ‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.

Mikrometer

Mikrometer adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong.

Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.

Dial Indicator

Atau juga dikenal dengan Dial Gauge ialah alat ukur dengan skala pengukuran yang sangat kecil, contohnya pada pengukuran pergerakan suatu komponen (backlash, end play) dan pengukuran kerataannya (round out).

Dial gauge ini merupakan tools yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya ia mesti dipasangkan pada suatu alat bantu yang disebut: Magnetic Base; sebagai pemegang dial gauge dan berfungsi mengatur posisi dari dial gauge (tinggi-rendahnya, kemiringannya) pada tempat atau permukaan benda yang diukur.

Dengan melakukan pengukuran, selain dapat membandingkan hasil pengerjaan, juga dapat mengontrol pengerjaan apakah masih berada dalam batas standar sesuai gambar atau tidak.

Dengan pengukuran ini kemungkinan kesalahan pengerjaan dapat diminimalisir sehingga pengerjaan menjadi tepat, cepat dan efektif sesuai dengan spesifikasi.

Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut mengenai pengukuran, silakan mengikuti kursus online yang ada di Kursus CNC. Anda pun berkesempatan mengikuti program magang di perusahaan mitra Kursus CNC.

Kursus CNC adalah situs e-learning untuk kamu yang ingin belajar mesin CNC dari dasar hingga mahir.

Home

Course

Article

Contact Us

Ruko Pondok Hijau Blok A5 No 11
Pengasinan Rawalumbu
Kota Bekasi 171115
cs@kursuscnc.com